MAKALAH TERUNG

                                  

                                                               Makalah Terung

 

Daftar Isi

  • Kata Pengantar
  • Daftar isi
  • Bab I Pendahuluan :
  1. Latar Belakang
  2. Tujuan Penulisan
  • Bab II Pembahasan :
  1. Jenis-Jenis Terung
  2. Khasiat Terung
  3. Syarat Tumbuh
  4. Pembibitan
  5. Pengolahan Lahan
  6. Penanaman
  7. Pengairan
  8. Penyulaman
  9. Pemasangan Ajir
  10. Penyiangan
  11. Pemupukan
  12. Pemangkasan ( Perempelan )
  13. Pengendalian Hama Penyakit
  14. Penyakit
  15. Pemanenan
  • Bab III Kesimpulan
  • Daftar Pustaka

Kata Pengantar

Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karuniaNyalah, Makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pelajaran Mulo.

Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun akhirnya makalah ini dapat kami selesaikan dengan cukup baik.

Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, pembuatan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna pembuatan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Mangkutana, Agustus 2012

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Terung (Solanum melongena, di Pulau Jawa lebih dikenal sebagai terong) adalah tumbuhan penghasil buah yang dijadikan sayur-sayuran. Asalnya adalah India dan Sri Lanka. Terung berkerabat dekat dengan kentang dan leunca, dan agak jauh dari tomat.

Terung ialah terna yang sering ditanam secara tahunan. Tanaman ini tumbuh hingga 40-150 cm (16-57 inci) tingginya. Daunnya besar, dengan lobus yang kasar. Ukurannya 10-20 cm (4-8 inci) panjangnya dan 5-10 cm (2-4 inci) lebarnya. Jenis-jenis setengah liar lebih besar dan tumbuh hingga setinggi 225 cm (7 kaki), dengan daun yang melebihi 30 cm (12 inci) dan 15 cm (6 inci) panjangnya. Batangnya biasanya berduri. Warna bunganya antara putih hingga ungu, dengan mahkota yang memiliki lima lobus. Benang sarinya berwarna kuning. Buah tepung berisi, dengan diameter yang kurang dari 3 cm untuk yang liar, dan lebih besar lagi untuk jenis yang ditanam.

  1. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah supaya Kita bisa mengetahui tentang cara penanaman terung.

BAB II

PEMBAHASAN

  1. Jenis – Jenis Terung

Terong banyak jenisnya, yaitu :

  1. Terong Telunjuk

Terong ini berbentuk seperti telunjuk, berukuran sedang dan berwarna hijau muda. Biasanya terung jenis ini diolah menjadi balado, semur, atau pencak.

  1. Terong Belanda

Bentuk terong ini oval sebesar telur. Waktu muda berwarna kuning, ketika matang kulitnya berubah menjadi keunguan. Rasa terung ini asam, biasanya dibuat sirup atau jus, bisa juga dikonsumsi sebagai buah segar.

  1. Terong Gelatik Ungu

Biasanya orang mengonsumsi terong berwarna ungu ini sebagai lalapan mentah. Bentuknya seperti bola pimpong.

  1. Terong Gelatik

Bentuknya terong ini sama dengan terung gelatik ungu, bedanya terletak pada warna kulit. Jika terung gelatik ungu berwarna ungu, terong ini berwarna hijau denagn garis-garis putih pada ujung buah. Terong ini disebut terong lalap karena sering dimakan sebagai lalap atau pelengkap karedok.

  1. Terong Kopek

Terong ini banyak dikonsumsi masyarakat sebagi sayur atau balado.

  1. Terong Jepang

Terung ini bentuknya bulat panjang, mirip terong kopek, namun ukurannya lebih kecil dan warnanay ungu tua.

  1. Terong Tekokak dan Leunca

Terong ini oleh masyarakat sunda biasanya dikonsumsi sebagai lalap yang diolah dengan oncom, tauco, atau campuran pepes.

  1. Terong Putih

Bentuknya mirip terong jepang, tetapi ukurannya sedikit lebih besar. Warnanya putih bersih, biasa diolah sebagai campuran isi pasta atau dibuat terung isi daging.

  1. Khasiat Terung
  2. Menghambat kerusakan pembuluh darah.
  3. Terong diketahui punya manfaat sebagai antikejang, antikanker, dan pendepak gangguan pembuluh darah.
  4. Di Nigeria, terong digunakan sebagai tanaman kontrasepsi, terutama untuk kaum pria. Mungkin lantaran dikait-kaitkan dengan manfaatnya sebagai kontrasepsi dalam KB itu, terong dituding sebagai salah satu tanaman penyebab impoten. Padahal, hal itu belum tentu benar atau malah tak lebih dari sekadar mitos.
  5. Masyarakat Nigeria juga mendewakan tumbuhan ini karena bisa meredam “penyakit” gugup. Kemampuan ini telah dibuktikan secara ilmiah terhadap marmut yang diberi sari terong mentah.
  6. Terong bisa digunakan untuk mencegah dan mengobati serangan epilepsi dan penyakit kejang lainnya, seperti yang diyakini dalam pengobatan tradisional. Melalui penelitian diketahui, dalam buah terong terkandung striknin, skopolamin, skopoletin, dan skoparon yang bisa menghambat serangan sawan, gugup, atau kekejangan saraf.
  7. Di Korea, terong yang telah dikeringkan bila dikonsumsi bisa pula mengobati sakit pinggang, encok, pinggang kaku, dan nyeri lainnya.
  8. Secara empiris, sayuran ini pun mampu mengobati campak, cacar air, ketergantungan alkohol, gastritis, dan luka bakar.
  9. Penelitian di Jepang menunjukkan, jus terong bisa menekan kerusakan pada sel-sel dengan penyimpangan kromosom sebagai pertanda adanya kanker. Kandungan tripsin (protease) inhibitor pada terong diyakini bisa melawan serangan zat pemicu kanker. Pada penelitian lebih spesifik, terong dinyatakan sangat baik untuk mengurangi risiko penyakit kanker.
  1. Penelitian membuktikan pula bahwa terong ini bisa menetralkan kerusakan pembuluh darah arteri. Dengan begitu, ia dapat menekan dan mengatasi arterosklerosis; penyakit yang disebabkan oleh terganggunya transportasi darah dan zat makanan pada pembuluh darah arteri. Gangguan itu terjadi akibat timbunan lemak dan kolesterol di pembuluh darah. Dampaknya, kerja jantung pun terganggu. Organ vital ini akan kesulitan memompa darah ke seluruh tubuh yang bisa membahayakan nyawa.
  2. Melalui pengobatan tradisional yang juga telah dibuktikan para ilmuwan gangguan pembuluh darah ini bisa dikurangi, bahkan ditanggulangi dengan cara mengonsumsi terong.
  3. Menurunkan kolesterol.
  1. Syarat Tumbuh
  • Dapat tumbuh di dataran rendah tinggi
  • Suhu udara 22 – 30 0C
  • Jenis tanah yang paling baik, jenis lempung berpasir, subur, kaya bahan organik, aerasi dan drainase baik dan pH antara 6,8 – 7,3
  • Sinar matahari harus cukup
  • Cocok ditanam musim kemarau
  1. Pembibitan

– Rendamlah benih dalam air hangat kuku + POC NASA dosis 2 cc per liter selama 10 -15 menit
– Bungkuslah benih dalam gulungan kain basah untuk diperam selama + 24 jam hingga nampak mulai berkecambah
– Sebarkan benih di atas bedengan persemaian menurut barisan, jarak antar barisan 10-15 cm
– Campurkan 1 pak Natural GLIO + 25-30 kg pupuk kandang halus diamkan seminggu, kemudian masukkan benih satu persatu ke polibag yang telah berisi campuran tanah dan pupuk kandang halus yang telah dicampur Natural GLIO tadi dengan perbandingan 2 : 1
– Tutup benih tersebut dengan tanah tipis
– Permukaan bedengan yang telah disemai benih ditutup dengan daun pisang
– Setelah benih tampak berkecambah muncul, buka penutupnya
– Siram persemaian pagi dan sore hari
– Semprot POC NASA dosis 2-3 tutup per tangki setiap 7-10 hari sekali
– Perhatikan serangan hama dan penyakit sejak di pembibitan
– Bibit berumur 1-1,5 bulan atau berdaun empat helai siap dipindahtanamkan

  1. Pengolahan Lahan

– Bersihkan rumput liar (gulma) dari sekitar kebun
– Olah tanah dengan cangkul ataupun bajak sedalam 30-40 cm hingga gembur
– Buat bedengan selebar 100-120 cm, jarak antar bedengan 40-60 cm, ratakan permukaan bedengan
– Jika pH tanah rendah, tambahkan Dolomit
– Sebarkan pupuk kandang 15-20 ton / ha, campurkan merata dengan tanah. Akan lebih optimal jika ditambah SUPERNASA atau jika tidak ada pupuk kandang dapat diganti SUPERNASA 10-20 botol / ha dengan cara :
Alternatif 1 : satu botol SUPERNASA diencerkan dalam 3 lt air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk untuk menyiram bedengan
Alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 liter air diberi 1 sendok peres makan SUPERNASA untuk menyiram + 10 m bedengan

– Sebarkan pupuk dasar dengan campuran ZA atau Urea 150 kg + TSP 250 kg per ha dicampur dengan tanah secara merata atau sekitar 10 gr campuran pupuk per lubang tanam
– Sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet yang telah dicampur pupuk kandang 25-50 kg merata ke bedengan atau ke lubang tanam
– Jika pakai Mulsa plastic, tutup bedengan pada siang hari
– Biarkan selama seminggu sebelum tanam
– Buat lubang tanam dengan jarak 60×70 cm / 70×70 cm

  1. Penanaman

– Waktu tanam yang baik musim kering
– Pilih bibit yang tumbuh subur dan normal
– Tanam bibit di lubang tanam secara tegak lalu tanah di sekitar batang dipadatkan
– Siram lubang tanam yang telah ditanami hingga cukup basah (lembab)

  1. Pengairan

    Dilakukan rutin tiap hari, terutama pada fase awal pertumbuhan dan cuaca kering, dapat di-leb atau disiram dengan gembor

  2. Penyulaman

– Sulam tanaman yang pertumbuhannya tidak normal, mati atau terserang hama penyakit
– Penyulaman maksimal umur 15 hari

  1. Pemasangan Ajir

– Lakukan seawal mungkin agar tidak mengganggu (merusak) sistem perakaran
– Turus terbuat dari bilah bambu setinggi 80-100 cm dan lebar 2-4 cm
– Tancapkan secara individu dekat batang
– Ikat batang atau cabang terong pada turus

  1. Penyiangan

– Rumput liar atau gulma di sekitar tanaman disiangi atau dicabut
– Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari dan 60-75 hari setelah tanam

  1. Pemupukan

Jenis dan Dosis Pupuk Makro disesuaikan dengan jenis tanah, varietas dan kondisi daerah menurut acuan dinas pertanian setempat. Berikut salah satu alternatif :

Jenis Pupuk Pemupukan Susulan (kg/ha)
Umur 15 hari Umur 25 hari Umur 35 hari Umur 45 hari
Urea 75 75 75 75
SP-36 50
KCl 75 100 75

Pemupukan diletakan sejauh 20 cm dari batang tanaman sebanyak 10 gram campuran pupuk per tanaman secara tugal atau larikan ditutup tanah dan disiram atau pupuk dikocorkan sebanyak 3,5 gram per liter air, kocorkan larutan pupuk sebanyak 250 cc per tanaman
Semprotkan 3-4 tutup POC NASA + 1 tutup HORMONIK per tangki setiap 1-2 minggu sekali

  1. Pemangkasan ( Perempelan )

Pangkas tunas-tunas liar yang tumbuh mulai dari ketiak daun pertama hingga bunga pertama juga dirempel untuk merangsang agar tunas-tunas baru dan bunga yang lebih produktif segera tumbuh.

  1. Pengendalian Hama Penyakit

    H A M A
    Kumbang Daun (Epilachna spp.)
    Gejala serangan adanya bekas gigitan pada permukaan daun sebelah bawah
    Bila serangan berat dapat merusak semua jaringan daun dan tinggal tulang-tulang daun saja.

Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan kumbang, atur waktu tanam, pencegahan dengan PESTONA atau PENTANA + AERO 810 setiap 1-2 minggu sekali.

2. Kutu Daun (Aphis spp.)
Menyerang dengan cara mengisap cairan sel, terutama pada bagian pucuk atau daun-daun masih muda
Daun tidak normal, keriput atau keriting atau menggulung
Sebagai vektor atau perantara virus
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, pencegahan semprot PENTANA + AERO 810 atau Natural BVR setiap 1-2 minggu sekali.

3.Tungau ( Tetranynichus spp.)
Serangan hebat musim kemarau.
Menyerang dengan cara mengisap cairan sel tanaman, sehingga menimbulkan gejala bintik-bintik merah sampai kecoklat-coklatan atau hitam pada permukaan daun sebelah atas ataupun bawah.
Cara pengendalian sama seperti pada pengen dalian kutu daun.

4. Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon Hufn.)
Bersifat polifag, aktif senja atau malam hari
Menyerang dengan cara memotong titik tumbuh tanaman yang masih muda, sehingga terkulai dan roboh
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan ulat, pencegahan siram atau semprotkan PESTONA atau PENTANA + AERO 810.

5.Ulat Grayak (Spodoptera litura, F.)
Bersifat polifag.
Menyerang dengan cara merusak (memakan) daun hingga berlubang-lubang.
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, semprot dengan Natural VITURA.

6.Ulat Buah ( Helicoverpa armigera Hubn.)
Bersifat polifag, menyerang buah dengan cara menggigit dan melubanginya, sehingga bentuk buah tidak normal, dan mudah terserang penyakit busuk buah.

Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan buah terserang, lakukan pergiliran tanaman dan waktu tanam sanitasi kebun, pencegahan semprotkan PESTONA atau PENTANA + AERO 810 setiap 1-2 minggu sekali

  1. Penyakit
  2. Layu Bakteri
    Penyebab : bakteri Pseudomonas solanacearum
    Bisa hidup lama dalam tanah
    Serangan hebat pada temperatur cukup tinggi
    Gejala serangan terjadi kelayuan seluruh tanaman secara mendadak

    2. Busuk Buah
    Penyebab : jamur Phytophthora sp., Phomopsis vexans, Phytium sp.
    Gejala serangan adanya bercak-bercak coklat kebasahan pada buah sehingga buah busuk.

    3. Bercak Daun
    Penyebab : jamur Cercospora sp, Alternaria solani, Botrytis cinerea
    Gejala bercak-bercak kelabu-kecoklatan atau hitam pada daun.

    4. Antraknose
    Penyebab : jamur Gloesporium melongena
    Gejala bercak-bercak melekuk dan bulat pada buah lalu membesar berwarna coklat dengan titik-titik hitam

    5.Busuk Leher akar
    Penyebab ; Sclerotium rolfsii
    Gejala pangkal batang membusuk berwarna coklat

    6.Rebah Semai
    Penyebab : Jamur Rhizoctonia solani dan Pythium spp.
    Gejala batang bibit muda kebasah-basahan, mengkerut dan akhirnya roboh dan mati
    Cara pengendalian Penyakit:
    Tanam varietas tahan, atur jarak tanam dan pergiliran tanaman, perbaikan drainase, atur kelembaban dengan jarak tanam agak lebar, cabut dan buang tanaman sakit Rendam benih dengan POC NASA dosis 2 cc / lt + Natural GLIO dosis 1 gr/lt, Pencegahan sebarkan Natural GLIO yang telah dicampur pupuk kandang sebelum tanam ke lubang tanam.

    Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, sebagai alternative terakhir bisa digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata Pembasah AERO 810 dosis 0,5 tutup botol per tangki

  1. Pemanenan

– Buah pertama dapat dipetik setelah umur 3-4 bulan tergantung dari jenis varietas
– Ciri-ciri buah siap panen adalah ukurannya telah maksimum dan masih muda.
– Waktu yang paling tepat pagi atau sore hari.
– Cara panen buah dipetik bersama tangkainya dengan tangan atau alat yang tajam.
– Pemetikan buah berikutnya dilakukan rutin tiap 3-7 hari sekali dengan cara memilih buah yang sudah siap dipetik.

Bab III

KESIMPULAN

kandungan gizi pada terung cukup tinggi, sehingga terung dapat dikembangkan secara intensif dalam skala agribisnis sekaligus memberikan sumbangan terhadap keanekaragaman bahan pangan. Tanaman terung tumbuh pada tanah yang kaya bahan organik, berdrainase baik dan memiliki pH 6,8 sampai 7,3. Biasanya tanaman terung bisa ditanam ditataran rendah sampai ketinggian lebih kurang 100 m dpl dengan suhu udara 22° – 30° C dalam cuaca panas dan iklim yang kering dan mendapat penyinaran matahari yang cukup.

Tinggalkan komentar